BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Keberhasilan suatu peternakan tidak pernah
terlepas dari efisiensi kuantitas dan kualitas pangan. Hijauan pakan ternak
atau biasa disebut Hijauan Makanan Ternak (HMT) merupakan bahan pangan yang
sangat penting bagi ternak terutama ternak ruminansia seperti sapi, kerbau,
kambing dan domba.
Di
Indonesia pada umumnya hijauan makanan ternak diperoleh dari berbagai sumber
antara lain dari hasil panen sendiri, tepi-tepi jalan, pinggir-pinggir jalan,
pematang sawah, tepi hutan, lapangan-lapangan tanah kuburan, perkebunan, sisa
hasil pertanian dan lain sebagainya sehingga kontinuitas produksi, kuantitas
dan kualitasnya tidak terjamin sebagai makanan ternak.
Kebutuhan hijauan akan semakin banyak sesuai
dengan bertambahnya jumlah populasi ternak yang dimiliki. Kendala utama di
dalam penyediaan hijauan pakan untuk ternak terutama produksinya tidak dapat
tetap sepanjang tahun. Pada saat musim penghujan, produksi hijauan makanan
ternak akan melimpah, sebaliknya pada saat musim kemarau tingkat produksinya
akan rendah, atau bahkan dapat berkurang sama sekali (Sumarno, 1998)
Pada umumnya para peternak terutama di daerah
tropis khususnya di Indonesia menggantungkan tersedianya hijauan makanan ternak
dari alam dan sisa-sisa hasil pertanian. Hijauan makanan yang berasal dari alam
(rumput liar) tanpa pemeliharaan yang khusus akan mempunyai produksi rendah
yaitu 30 ton per hektar pertahun (tanpa pemupukan) dan 100 hektar perhektar
pertahun (dipupuk) juga nilai gizi yang rendah, sehingga perlu dilakukan
tindakan untuk meningkatkan produksi dan kualitasnya yaitu dengan cara
pemeliharaan dan budidaya rumput unggul. Hal inilah yang melatar belakangi
penulis membahas mengenai “Hijauan
Makanan Ternak”
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, adapun permasalahan yang muncul
adalah:
1.2.1
Apa
yang dimaksud dengan hijauan makanan ternak serta bagaimana peranannya bagi
ternak?
1.2.2
Apa
manfaat hijauan makanan ternak?
1.2.3
Apa
sajakah jenis-jenis dan komposisi hijauan makanan ternak?
1.3
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut:
1.3.1
Untuk
mengetahui pengertian hijauan makanan ternak serta peranannya bagi ternak
1.3.2
Untuk
mengetahui manfaat hijauan makanan ternak.
1.3.3
Untuk
mengetahui jenis-jenis dan komponen hijauan makanan ternak
1.4
Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan paper adalah:
1.4.1
Melalui paper ini diharapkan kalangan mahasiswa
Universitas Udayana khususnya Kedokteran Hewan memiliki wawasan yang lebih
hijauan makanan ternak
1.4.2
Diharapkan sebagai calon dokter hewan mampu memahami,
menjelaskan dan mengaplikasikan hijauan
pakan yang tepat bagi ternak khususnya ruminansia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Hijauan Makanan Ternak (HMT) dan Peranannya
Hijauan adalah bahan pakan vegetatif berasal
dari tanaman yang terdiri atas daun, ranting dan batang baik dalam segar maupun
sudah diawetkan (silage dan hay). Hijauan merupakan sumber bahan pakan ternak
yang utama dan sangat besar peranannnya bagi ternak ruminansia (sapi, kerbau,
kambing dan domba) baik untuk hidup pokok seperti tumbuh dan berkembang,
pertumbuhan produksi (daging, susu) maupun untuk reproduksi. Kebutuhan hijauan
sebagai bahan pakan setiap ternak berbeda sebagaimana tertera pada tabel
berikut:
Tabel.1 Kebutuhan pakan (%) berbagai jenis
ternak
Pakan ternak
|
Babi
|
Unggas
|
Sapi perah
|
Sapi daging
|
Domba dan kambing
|
Penguat
|
97.4
|
95.3
|
26.2
|
18.4
|
6.0
|
Hijauan
|
2.6
|
4.7
|
73.8
|
81.6
|
94.0
|
2.2 Manfaat
Hijauan Makanan Ternak
2.2.1
Sumber energi
Termasuk dalam golongan ini adalah semua
bahan pakan ternak yang kandungan protein kasarnya kurang dari 20%, dengan
konsentrasi serat kasar di bawah 18%. Berdasarkan jenisnya, bahan pakan sumber
energi
dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu:
dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu:
- Kelompok
serealia/biji-bijian (jagung, gandum, sorgum)
- Kelompok hasil
sampingan serealia (limbah penggilingan)
- Kelompok umbi
(ketela rambat, ketela pohon dan hasil sampingannya)
- Kelompok hijauan
yang terdiri dari beberapa macam rumput (rumput gajah, rumput benggala dan
rumput setaria).
2.2.2
Sumber Protein
Golongan bahan pakan ini meliputi semua bahan
pakan ternak yang mempunyai kandungan protein minimal 20% (berasal dari
hewan/tanaman).
Golongan ini dibedakan menjadi 3 kelompok:
Golongan ini dibedakan menjadi 3 kelompok:
- Kelompok hijauan
sebagai sisa hasil pertanian yang terdiri atas jenis daun-daunan sebagai
hasil sampingan (daun nangka, daun pisang, daun ketela rambat, ganggang
dan bungkil)
- Kelompok hijauan
yang sengaja ditanam, misalnya lamtoro, turi kaliandra, gamal dan sentero
- Kelompok bahan
yang dihasilkan dari hewan (tepung ikan, tepung tulang dan sebagainya).
2.2.3
Sumber Vitamin dan Mineral
Hampir semua bahan
pakan ternak, baik yang berasal dari tanaman maupun hewan, mengandung beberapa
vitamin dan mineral dengan konsentrasi sangat bervariasi tergantung pada
tingkat pemanenan, umur, pengolahan, penyimpanan, jenis dan bagian-bagiannya
(biji, daun dan batang). Disamping itu beberapa perlakuan seperti pemanasan,
oksidasi dan penyimpanan terhadap bahan pakan akan mempengaruhi konsentrasi
kandungan vitamin dan mineralnya.Saat ini bahan-bahan pakan sebagai sumber
vitamin dan mineral sudah tersedia di pasaran bebas yang dikemas khusus dalam
rupa bahan olahan yang siap digunakan sebagai campuran pakan, misalnya premix,
kapur, Ca2PO4 dan beberapa mineral
2.3 Jenis-Jenis
dan Komposisi Hijauan Makanan Ternak
2.3.1 Hijauan
berdasarkan cara pengolahan
2.3.1.1
Hijauan
Segar
Hijauan segar adalah semua bahan
pakan yang diberikan kepada ternak dalam bentuk segar, baik yang dipotong
terlebih dahulu (oleh manusia) maupun yang tidak (disengut langsung oleh
ternak). Hijauan segar umumnya terdiri atas daun-daunan yang berasal dari rumput-rumputan,
tanaman bijibijian/ jenis kacang-kacangan.
2.3.1.2
Jerami
dan hijauan kering
Termasuk
kedalam kelompok ini adalah semua jenis jerami dan hijauan pakan ternak yang
sudah dipotong dan dikeringkan. Kandungan serat kasarnya lebih dari 18%
(jerami, hay dan kulit biji kacang-kacangan).
2.3.1.3
Silase
Silase
adalah hijauan pakan ternak yang disimpan dalam bentuk segar biasanya berasal
dari tanaman sebangsa padi-padian dan rumput-rumputan
2.3.1.4
Konsentrat
(pakan penguat)
Contoh: dedak padi, jagung giling, bungkil kelapa,
garam dan mineral.
2.3.2
Hijauan berdasarkan sumber hijauan
2.3.2.1
Rumput
(Graminae)
Rumput (Gramineae) merupakan famili
tumbuh-tumbuhan yang paling luas penyebarannya. Rumput memiliki sistem
perakaran berbentuk serabut yang mempunyai peranan dalam pembentukan struktur
tanah, titik tumbuh yang berada dekat pada pangkal tanaman memungkinkan tumbuh
kembali setelah pemotongan, kemampuan membentuk anakan membantu menutup tanah
dengan cepat pada fase pertumbuhan pertama. Berikut ini adalah beberapa contoh
pakan rumput:
a.
Rumput gajah (Elephant Grass)
Gambar1.
Rumput gajah
Sumber
: tipspetani.blogspot.co.id
|
Rumput
gajah (Elephant Grass) merupakan
bahan baku pakan ternak yang berasal dari tanaman hijauan segar berwarna
hijau,berbau segar dan teksturnya padat.rumput ini memiliki kandungan berupa
protein kasar 9,66%, serat kasar 30,86%, lemak 2,24%, dan abu 15,96%.
b.
Rumput Raja (King grass)
Gambar2. Rumput raja
Sumber : http://tipspetani.blogspot.co.id
Rumput raja adalah
jenis rumput baru yang belum banyak dikenal, yang merupakan hasil persilangan
antara pennisetum purpereum (rumput gajah) dengan pennisetum tydoides, rumput
ini mudah ditanam, dapat tumbuh dari dataran rendah hingga dataran tinggi, menyukai
tanah subur dan curah hujan yang merata sepanjang tahun. Sebagai bahan baku
pakan ternak yang produksinya jauh lebih tinggi dibandingkan rumput lainnya.
Kandungan nutrisi pada rumput raja terdiri dari protein kasar 13,5%, lemak
3,5%, NDF 59,7%, abu 18,6%, kalsium 0,37%, fosfor 0,35%
2.3.2.2
Kacang-kacangan (Leguminosae)
Kacangan merupakan jenis hijauan lain yang
digunakan untuk pakan ternak dari famili Leguminoceae. Legum (kacangan)
memiliki kandungan protein yang lebih tinggi daripada Gramineae. Kandungan
protein kacangan (Leguminoceae) lebih dari 20%, sedangkan rumput kurang
dari 10%. Selain kandungan protein yang tinggi, Leguminoceae mengandung
mineral seperti kalsium, fosfor, magnesium, tembaga dan kobal (Sudarmono dan
Sugeng, 2008). Penggunaan hijauan leguminosa pohon sebagai sumber protein
ransum mempunyai beberapa keuntungan
antara lain: 1) dapat menyediakan protein yang cukup tinggi, murah, mudah
didapat dan pasokan terjamin sepanjang tahun, 2) mengandung sejumlah tannin sehingga dapat mencegah kembung dan
melindungi degradasi protein yang berlebihan oleh mikroba rumen, 3) adaptasinya
baik pada berbagai jenis lahan, 4) kegunaannya banyak. (Manurung,1996)
Menurut Rukmana 2005, tanaman kacang-kacangan
leguminosa yang diberikan pada ternak di
kelompokkan menjadi 3:
1.
Tumbuh
menjalar, biasanya digunakan sebagai penutup tanah di perkebunanan. Misalnya : Sentro, kalopo, dan kudzu.
§ Sentro
Gambar 3. Tanaman Sentro
Sumber:
Sentro (Centrosema
pubescens) merupakan hijauan makanan ternak yang sangat cocok dikembangkan
di daerah tropik. Sentro memiliki bentuk bunga seperti kupu-kupu dan khas
dengan warna ungu terang, bertipe kacang ercis dan kapri. Polong berwarna
coklat gelap, panjang 12 cm, sempit dengan ujung tajam terdiri dari 20 biji.
Sentro termasuk tanaman legum yang mudah berbunga, berbiji serta dapat dipakai
sebagai tanaman campuran dengan semua jenis rumput maupun sebagai tanaman
sisipan. Tanaman sentro sangat baik diberikan pada ternak karena mengandung
mineral dan protein yang tinggi. Komposisi yang terkandung dalam sentro, yaitu
pada umur 6 minggu adalah 19,5% bahan kering 23,6% protein kasar 31,8% serat
kasar 8,2%, abu 3,6%, lemak 1,7%, kalsium dan 0,41% fosfat.
§ Tanaman Kalopo
Gambar 4. Tanaman kalopo
Sumber:
Tanaman kalopo (Calopogonium mucunoides) merupakan
tumbuh menjalar dan bisa memanjang sampai 30-50 cm, dan biasanya ditanam dengan
biji dengan kebutuhan 6-9 Kg/ha. Ciri dari tanaman kalopo adalah batang dan
daun yang muda ditutupi oleh bulu halus berwarna coklat keemasan, bentuk daun
bulat dan berkelompok 3 dalam satu tangkai dan bunga kecil berwarna ungu.
Kalopo biasa dikembangbiakkan dengan dengan biji dan mampu tumbuh baik pada
tanah sedang sampai berat pada ketinggian 200 – 1000 m diatas permukan laut dan
membutuhkan curah hujan tahunan sebesar 1270 mm. Komposisi kalopo terdiri atas
abu 8,5%, ekstrak eter 2,0%, serat kasar 32,1%, BETN 2,3%, protein kasar 16,0%,
dan TDN 60,4%.
§ Tanaman Kudzu
Gambar 5. Tanaman Kudzu
Sumber :
Tanaman kudzu dalam bahasa ilmiahnya disebut
pueraria phaseoloides merupakan tumbuhan menjalar dan memanjat tiap buku dapat
bercabang banyak, membentuk hamparan dengan ketinggian 60-75 cm, daun majemuk,
daun muda ditutupi bulu berwarna coklat.
Tanaman kudzu cocok ditanam di daerah yang
mempunyai ketinggian antara 0-1.000 m diatas permukaan laut dengan curah hujan
tahunan 1.200-1.500 mm. Komposisi zat gizi dalam tanaman kudzu terdiri atas abu
8,7%, EE 2,5%, SK 31,3%, BETN 38,2% dan TDN 61,7%.
2.
Tumbuh
tegak berupa pohon biasanya ditanam di tegalan atau pinggir kebun. Misalnya
lamtoro, gamal, kaliandra, dan sebagainya
§ Lamtoro
Gambar
6.Tanaman Lamtoro
Sumber
: Khasiat.co.id
|
Lamtoro merupakan
tanaman leguminosa pohon yang punya potensi besar untuk dikembangkan sebagai
penghasil hijauan makanan ternak sepanjang tahun.Tanaman ini dapat menghasilkan
70 ton hijauan segar atau sekitar 20 ton bahan kering/Ha/tahun. Komposisi kimia
zat makanannya dalam bahan kering terdiri atas 25,90 % protein kasar, 20,40 %
serat kasar dan 11 % abu (2,30 % Ca dan 0,23 % P), karotin 530.00 mg/kg dan
tannin 10,15 mg/kg (NAS, 1984). Lamtoro dapat digunakan sebagai sumber nitrogen
fermentable di dalam rumen dan untuk mensuplai protein by-pass pada usus halus.
Penggunaan lamtoro
dalam bentuk segar sebagai suplemen pada hijauan yang berkualitas rendah pada
kambing menunjukkan bahwa kira-kira 65% dari protein lamtoro didegradasi dalam
rumen, sementara diduga bahwa hanya 40% protein lamtoro yang didegradasi dalam
rumen jika lamtoro kering digunakan sebagai suplemen pada makanan domba sama
dengan ransum basal (Bamualim, 1985).
§ Gamal (Glicidia
sepium)
Gambar
7.Tanaman Gamal
Sumber
: manfaat.co.id
|
Komposisi kimiawi gamal mengandung protein 19-25%,
mengandung racun kumarin yang tinggi, saponin dan asam fenolat dalam jumlah
kecil. Gamal dapat digunakan sebagai pengganti sebagian rumput, pemberian pada
sapi maksimal sampai 40%, sedangkan pada domba sampai dengan 75%. Untuk
menurunkan kandungan kumarin maka sebelum diberikan pada ternak sebaiknya
dilayukan atau dijemur lebih dahulu selama beberapa jam atau semalaman.
Sebaiknya gamal diberikan bersama-sama dengan pemberian rumput
§ Kaliandra (Calliandra calothyrsus)
Gambar 8. Tanaman Kalindra
Sumber: jitunews.com
|
Komposisi kimiawi kaliandra mengandung
protein berkisar 20%, terdapat tanin 8-11%, saponin, flavonoid dan glikosida
dalam jumlah kecil yang tidak membehayakan ternak. Kaliandra dapat digunakan
sebagai pengganti sebagian rumput yang diberikan. Pada sapi dapat menggantikan
rumput maksimal 50%, sedangkan untuk domba sampai dengan 30%. Pemberian pada
ternak sebaiknya dalam bentuk segar karena proses pengeringan akan menurunkan
konsumsi dan kecernaanya, selain itu kandungan tanin dalam kaliandra segar
kurang berbahaya untuk ternak. Kaliandra dapat diberikan saat sebelum atau
sesudah pemberian pakan tambahan.
Tabel.2 Kebutuhan ternak terhadap hijauan
kalindra
No
|
Satatus
Ternak
|
Rumput
(%)
|
Hijauan
Kaliandra (%)
|
1
|
Sedang Tumbuh
|
60
|
40
|
2
|
Betina Dewasa
|
75
|
25
|
3
|
Betina Bunting
|
60
|
40
|
4
|
Betina Menyesui
|
50
|
50
|
5
|
Penjantan pemacek
|
75
|
25
|
3.
Hasil
sisa tanaman pangan, merupakan hasil ikutan dari pertanian, Misalnya: kacang
merah, kacang kedelai, kacang hijau.
Gambar 9.Kacang hijau, kacang kedelai, kacang merah
ü Kacang Hijau
Komposisi kimia pada kacang hijau sangat
beragam, tergantung kepada varietas, faktor genetik, iklim maupun lingkungan.
Didalam biji kacang hijau mengandung lebih dari 55% karbohidrat yang terdiri
dari pati, gula, dan serat.
ü Kacang Merah
Kacang merah merupakan suatu pakan yang mengandung serat yang cukup
tinggi
ü Kacang Kedelai
Kedelai memiliki kadar protein yang tinggi,
yaitu rata-rata 35%. Protein kedelai memiliki susunan asam amino yang lengkap,
serta daya cerna yang sangat baik. Selain sebagai sumber protein dan lemak
kedelai juga dilengkapi dengan sejumlah vitamin (terutama vitamin A, B
Kompleks, dan E), serta kaya akan mineral (kalsium, fosfor, dan zat besi).
Kedelai juga merupakan kandungan serat
Tabel.3
Komposisi kacang merah, kacang kedelai dan kacang hijau
Zat gizi
|
Kacang
hijau
|
Kacang
merah
|
Kacang
kedelai
|
Energi
(kkal)
|
345
|
346
|
331
|
Protein (g)
|
2.9
|
22.3
|
34.9
|
Lemak (g)
|
0.2
|
1,5
|
18.1
|
Karbohidrat (g)
|
4.1
|
61.2
|
34.8
|
Kalsium (mg)
|
29
|
260
|
227
|
Fosfor (mg)
|
69
|
410
|
585
|
Besi (mg)
|
0.8
|
5.8
|
8.0
|
Vitamin A (SI)
|
10
|
30
|
11.0
|
Vitamin B1 (mg)
|
0.07
|
0.5
|
1.07
|
Vitamin C (mg)
|
15
|
1.2
|
0
|
Sumber:
Direktorat Gizi, Depkes (1992)
Ternak dapat memproleh
protein dari rumput akan tetapi umumnya tidak cukup untuk pertumbuhannya.
Leguminosa dapat menyediakan tambahan protein karena kandungan protein dalam
daunnya jauh lebih tinggi daripada rumput. Daun legum juga menyediakan
mineral-mineral essensial dan vitamin bagi pertumbuhan ternak.
2.3.2.3
Sisa hasil pertanian
Limbah
pertanian yang berupa sisa-sisa hasil pertanian yang tidak dapat dijual dapat
dimanfaatkan untuk dijadikan pakan ternak. Beberapa contoh limbah pertanian
yang dapat dimanfaatkan untuk hijauan pakan ternak adalah damen padi, bongkol
dan klobot jagung, batang pisang, batang dan daun jagung, kulit buah
coklat/kakao dan beberapa limbah lainnya. Kelebihan jenis pakan limbah
pertanian ada pada segi nilai tambah yang dihasilkan dari pemanfaatan limbah
pertaninan ini. Dengan menggunakan limbah pertanian sebagai hijauan pakan ternak, maka sisa hasil pertanian dapat memberikan
penghasilan tambahan atau minimal tidak mengotori lingkungan sekitar. Kelemahan
jenis pakan ini ada pada tingkat kesulitan untuk mendapatkan jenis pakan ini.
Jenis pakan ini biasanya hanya dapat ditemui disaat sedang musim panen saja.
1. Jerami Jagung
Gambar
10. Jerami jagung
Sumber:
http://agensoc.blogspot.co.id
Jerami jagung adalah limbah dari kebun jagung
setelah dipanen buah jagungnya. Ditinjau dari segi nilai gizinya jerami jagung
lebih rendah dibandingkan dengan jerami kacang-kacangan, tetapi lebih baik
dibandingkan dengan nilai gizi jerami padi. Selain itu jerami jagung lebih
disukai ternak. Limbah tanaman jagung juga dapat dimanfaatkan untuk pakan,
tetapi hanya untuk ternak rumanansia karena tingginya kandungan serat.
(Tangendjaja, B dan E. Wina.2006). Kandungan jerami jagung: protein 7,7 %,
kalsium 1,1 %, dan phospor 0,4 %.
2.
Jerami
kacang-kacangan
Gambar
11. Jerami kacang-kacangan
Sumber:
http://dakwah.blogdetik.com
Ada
beberapa jenis jerami kacang-kacangan yaitu; jerami kedelai, jerami kacang
tanah, dan jerami kacang hijau, jerami ini mengandung serat kasar lebih rendah
dibanding jerami padi, dan mengandung protein lebih tinggi. Di samping itu
jerami kacang-kacangan rasanya lebih enak, sehingga disukai ternak dan secara
alami pengaruhnya lebih baik terhadap pertumbuhan ternak dibanding jerami padi.
Kandungan
gizi jerami kacang tanah antara lain; protein 14,7 %, kalsium 1,5 %, dan
phospor 8,20 %. Kandungan gizi jerami kedelai; protein 16,6 %, kalsium 1,2 %,
dan phospor 0,20 %
3.
Jerami Padi
Gambar 12. Jerami padi
Salah satu limbah pertanian yang cukup banyak dan mudah
didapat adalah jerami padi, sekam, dan dedak padi. Penggunaanya sangat
beranekaragam antara lain; untuk pakan, bahan industri kertas, dan pupuk. Hasil
sampingan pengolahan padi yang lain yaitu sekam padi dapat dipergunakan sebagai
bahan bakar untuk mamasak atau membakar batu bata, genteng atau tembikar.
Selain itu bisa digunakan sebagai media tanam atau dibuat
tungku, yang beermanfaat untuk bahan bakar yang murah dan tersedia dalam jumlah
banyak. Bahkan sekam padi yang dibakar sisanya berupa abu gosok untuk pembersih
alat rumah tangga.
Jerami padi mengandung serat kasar yang tinggi yaitu
sekitar 40-50 %, untuk memberi pengaruh yang baik terhadap pertumbuhan ternak
jerami tersebut perlu dilakukan pengawetan dengan Urea yang bertujuan untuk
meningkatkan kadar gizi jerami. Kandungan nilai gizi jerami yang penting antara
lain: protein 4,10 % dan lemak 1,60 %.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1
Hijauan
merupakan sumber bahan pakan ternak yang utama dan sangat besar peranannnya
bagi ternak ruminansia (sapi, kerbau, kambing dan domba) baik untuk hidup pokok
seperti tumbuh dan berkembang, pertumbuhan produksi (daging, susu) maupun untuk
reproduksi.
3.1.2
Manfaat
hijauan sebagai ternak adalah sebagai sumber energi, sumber protein dan sumber
vitamin serta mineral
3.1.3
Hijauan
berdasarakan cara pengolahan dapat dibedakan menjadi hijauan segar, jerami dan
hijauan kering,silase, dan konsentrat. Berdasarkan sumber hijauan dapat
dibedakan menjadi rumput, kacang-kacangan dan limbah hasil pertanian
3.2 Saran-saran
Diharapkan sebagai seorang mahasiswa
kedokteran hewan, mampu memahami hijauan pakan yang dapat digunakan untuk
kepentingan gizi ternak bersangkutan, sehingga memungkin terciptanya produksi
dengan kuantital dan kualitas yang baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Anggraeny, Y.N. U. Umiyasih, and D.
Pamungkas.2005.Pengaruh Suplementasi Multi Nutrien terhadap Performans sapi
potong yang memperoleh pakan basal jerami jagung. Pros. Sem. Nas. Teknologi
Peternakan dan Veteriner.p. 147 - 152
Rukmana,R.2005.Rumput Unggul Hijauan Makanan Ternak.
Kanisius. Yogyakarta
Sudarmono, A.S., dan Sugeng, Y.B.2008. Sapi Potong + Pemeliharaan, Perbaikan
Produksi, Prospek Bisnis, Analisis Penggemukan. Jakarta: Penebar Swadaya
Trisnadewi, A. A. A. S, I G. L. O. Cakra, I
M. Mudita, I W. Wirawan, E. Puspani, dan I K. M. Budiasa.2017.Aplikasi Formulasi ransum dengan menggunakan
hijauan Leguminosa sebagai Pakan Dasar Penyusun Ransum Sapi di Desa Jungutan
Kabupaten Karangasem. Jurnal Pengembangan Peternakan Lahan Kering. Fakultas
Peternakan Universitas Udayana
Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI.
1992. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Bhartara Karya Aksara, Jakarta.
Manurung, T. 1996. Penggunaan Hijauan
leguminosa pohon sebagai sumber protein sebagai sumber protein ransum sapi
potong. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner.
Tangendjaja, B dan E. Wina.2006. Limbah Tanaman dan
Produk Sampingan Industri Jagung untuk Pakan. Balai Penelitian Ternak. Bogor.
Anonymous.2016. Penanaman Hijauan Makanan Ternak secara
Vegetatif dan Generatif. http://tabloidsinartani.com/content/read/penanaman-hijauan-makanan-ternak-secara-vegetatif-dan-generatif/ (diakses : 21 September 2017)
Krishaditersanto.2013.Menanam
Hijauan Pakan Ternak (HTP). https://ripk78.blogspot.co.id/2013/04/menanam-hijauan-pakan-ternak-hpt.html
(diakses: 21 September 2017)
Anonimous.2015.Potensi Produksi Lamtoro Hijauan
Pakan Ternak Sekaligus Tanaman Konservasi Untuk Penghijauan (http://www.agrobisnisinfo.com/2015/09/potensi-produksi-lamtoro-hijauan-pakan.html)
Wahiduddin,M.2008.Ilmu Pakan Ternak (Bag.1)(https://wah1d.wordpress.com/2008/09/23/ilmu-pakan-ternak/)
Anonim.2015.
Jenis Hijauan pakan ternak dari hasil. URL:
http://www.agrobisnisinfo.com/2015/10/jenis-hijauan-pakan-ternak-dari-hasil.html
Nursetiawatirahayu.2011.Kacang-kacangan.URL:
Anonimous.Sejarah
Singkat.https://currikicdn.s3-us-west-2.amazonaws.com