Jumat, 29 Desember 2017

ilmu peternakan: Pakan hijauan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1        Latar Belakang
Keberhasilan suatu peternakan tidak pernah terlepas dari efisiensi kuantitas dan kualitas pangan. Hijauan pakan ternak atau biasa disebut Hijauan Makanan Ternak (HMT) merupakan bahan pangan yang sangat penting bagi ternak terutama ternak ruminansia seperti sapi, kerbau, kambing dan domba.
 Di Indonesia pada umumnya hijauan makanan ternak diperoleh dari berbagai sumber antara lain dari hasil panen sendiri, tepi-tepi jalan, pinggir-pinggir jalan, pematang sawah, tepi hutan, lapangan-lapangan tanah kuburan, perkebunan, sisa hasil pertanian dan lain sebagainya sehingga kontinuitas produksi, kuantitas dan kualitasnya tidak terjamin sebagai makanan ternak.
Kebutuhan hijauan akan semakin banyak sesuai dengan bertambahnya jumlah populasi ternak yang dimiliki. Kendala utama di dalam penyediaan hijauan pakan untuk ternak terutama produksinya tidak dapat tetap sepanjang tahun. Pada saat musim penghujan, produksi hijauan makanan ternak akan melimpah, sebaliknya pada saat musim kemarau tingkat produksinya akan rendah, atau bahkan dapat berkurang sama sekali (Sumarno, 1998)
Pada umumnya para peternak terutama di daerah tropis khususnya di Indonesia menggantungkan tersedianya hijauan makanan ternak dari alam dan sisa-sisa hasil pertanian. Hijauan makanan yang berasal dari alam (rumput liar) tanpa pemeliharaan yang khusus akan mempunyai produksi rendah yaitu 30 ton per hektar pertahun (tanpa pemupukan) dan 100 hektar perhektar pertahun (dipupuk) juga nilai gizi yang rendah, sehingga perlu dilakukan tindakan untuk meningkatkan produksi dan kualitasnya yaitu dengan cara pemeliharaan dan budidaya rumput unggul. Hal inilah yang melatar belakangi penulis membahas mengenai “Hijauan Makanan Ternak”


1.2        Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, adapun permasalahan yang muncul adalah:
1.2.1        Apa yang dimaksud dengan hijauan makanan ternak serta bagaimana peranannya bagi ternak?
1.2.2        Apa manfaat hijauan makanan ternak?
1.2.3        Apa sajakah jenis-jenis dan komposisi hijauan makanan ternak?
1.3        Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut:
1.3.1        Untuk mengetahui pengertian hijauan makanan ternak serta peranannya bagi ternak
1.3.2        Untuk mengetahui manfaat hijauan makanan ternak.
1.3.3        Untuk mengetahui jenis-jenis dan komponen hijauan makanan ternak
1.4        Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan paper adalah:
              1.4.1         Melalui paper ini diharapkan kalangan mahasiswa Universitas Udayana khususnya Kedokteran Hewan memiliki wawasan yang lebih hijauan makanan ternak
              1.4.2         Diharapkan sebagai calon dokter hewan mampu memahami, menjelaskan dan  mengaplikasikan hijauan pakan yang tepat bagi ternak khususnya ruminansia






BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Hijauan Makanan Ternak (HMT) dan Peranannya
        Hijauan adalah bahan pakan vegetatif berasal dari tanaman yang terdiri atas daun, ranting dan batang baik dalam segar maupun sudah diawetkan (silage dan hay). Hijauan merupakan sumber bahan pakan ternak yang utama dan sangat besar peranannnya bagi ternak ruminansia (sapi, kerbau, kambing dan domba) baik untuk hidup pokok seperti tumbuh dan berkembang, pertumbuhan produksi (daging, susu) maupun untuk reproduksi. Kebutuhan hijauan sebagai bahan pakan setiap ternak berbeda sebagaimana tertera pada tabel berikut:
Tabel.1 Kebutuhan pakan (%) berbagai jenis ternak
Pakan ternak
Babi
Unggas
Sapi perah
Sapi daging
Domba dan kambing
Penguat
97.4
95.3
26.2
18.4
6.0
Hijauan
2.6
4.7
73.8
81.6
94.0

2.2  Manfaat Hijauan Makanan Ternak
2.2.1        Sumber energi
Termasuk dalam golongan ini adalah semua bahan pakan ternak yang kandungan protein kasarnya kurang dari 20%, dengan konsentrasi serat kasar di bawah 18%. Berdasarkan jenisnya, bahan pakan sumber energi
dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu:
  1. Kelompok serealia/biji-bijian (jagung, gandum, sorgum)
  2. Kelompok hasil sampingan serealia (limbah penggilingan)
  3. Kelompok umbi (ketela rambat, ketela pohon dan hasil sampingannya)
  4. Kelompok hijauan yang terdiri dari beberapa macam rumput (rumput gajah, rumput benggala dan rumput setaria).


2.2.2        Sumber Protein
Golongan bahan pakan ini meliputi semua bahan pakan ternak yang mempunyai kandungan protein minimal 20% (berasal dari hewan/tanaman).
Golongan ini dibedakan menjadi 3 kelompok:
  1. Kelompok hijauan sebagai sisa hasil pertanian yang terdiri atas jenis daun-daunan sebagai hasil sampingan (daun nangka, daun pisang, daun ketela rambat, ganggang dan bungkil)
  2. Kelompok hijauan yang sengaja ditanam, misalnya lamtoro, turi kaliandra, gamal dan sentero
  3. Kelompok bahan yang dihasilkan dari hewan (tepung ikan, tepung tulang dan sebagainya).
2.2.3        Sumber Vitamin dan Mineral
Hampir semua bahan pakan ternak, baik yang berasal dari tanaman maupun hewan, mengandung beberapa vitamin dan mineral dengan konsentrasi sangat bervariasi tergantung pada tingkat pemanenan, umur, pengolahan, penyimpanan, jenis dan bagian-bagiannya (biji, daun dan batang). Disamping itu beberapa perlakuan seperti pemanasan, oksidasi dan penyimpanan terhadap bahan pakan akan mempengaruhi konsentrasi kandungan vitamin dan mineralnya.Saat ini bahan-bahan pakan sebagai sumber vitamin dan mineral sudah tersedia di pasaran bebas yang dikemas khusus dalam rupa bahan olahan yang siap digunakan sebagai campuran pakan, misalnya premix, kapur, Ca2PO4 dan beberapa mineral
2.3  Jenis-Jenis dan Komposisi Hijauan Makanan Ternak
2.3.1     Hijauan berdasarkan cara pengolahan
2.3.1.1        Hijauan Segar
               Hijauan segar adalah semua bahan pakan yang diberikan kepada ternak dalam bentuk segar, baik yang dipotong terlebih dahulu (oleh manusia) maupun yang tidak (disengut langsung oleh ternak). Hijauan segar umumnya terdiri atas daun-daunan yang berasal dari rumput-rumputan, tanaman bijibijian/ jenis kacang-kacangan.
2.3.1.2        Jerami dan hijauan kering
               Termasuk kedalam kelompok ini adalah semua jenis jerami dan hijauan pakan ternak yang sudah dipotong dan dikeringkan. Kandungan serat kasarnya lebih dari 18% (jerami, hay dan kulit biji kacang-kacangan).
2.3.1.3        Silase
               Silase adalah hijauan pakan ternak yang disimpan dalam bentuk segar biasanya berasal dari tanaman sebangsa padi-padian dan rumput-rumputan
2.3.1.4        Konsentrat (pakan penguat)
Contoh: dedak padi, jagung giling, bungkil kelapa, garam dan mineral.
2.3.2     Hijauan berdasarkan sumber hijauan
2.3.2.1        Rumput (Graminae)
Rumput (Gramineae) merupakan famili tumbuh-tumbuhan yang paling luas penyebarannya. Rumput memiliki sistem perakaran berbentuk serabut yang mempunyai peranan dalam pembentukan struktur tanah, titik tumbuh yang berada dekat pada pangkal tanaman memungkinkan tumbuh kembali setelah pemotongan, kemampuan membentuk anakan membantu menutup tanah dengan cepat pada fase pertumbuhan pertama. Berikut ini adalah beberapa contoh pakan rumput:
a.        Rumput gajah (Elephant Grass)
Gambar1. Rumput gajah
Sumber : tipspetani.blogspot.co.id


  Rumput gajah (Elephant Grass) merupakan bahan baku pakan ternak yang berasal dari tanaman hijauan segar berwarna hijau,berbau segar dan teksturnya padat.rumput ini memiliki kandungan berupa protein kasar 9,66%, serat kasar 30,86%, lemak 2,24%, dan abu 15,96%.
b.       Rumput Raja (King grass)
Gambar2. Rumput raja
Sumber : http://tipspetani.blogspot.co.id
Rumput raja adalah jenis rumput baru yang belum banyak dikenal, yang merupakan hasil persilangan antara pennisetum purpereum (rumput gajah) dengan pennisetum tydoides, rumput ini mudah ditanam, dapat tumbuh dari dataran rendah hingga dataran tinggi, menyukai tanah subur dan curah hujan yang merata sepanjang tahun. Sebagai bahan baku pakan ternak yang produksinya jauh lebih tinggi dibandingkan rumput lainnya. Kandungan nutrisi pada rumput raja terdiri dari protein kasar 13,5%, lemak 3,5%, NDF 59,7%, abu 18,6%, kalsium 0,37%, fosfor 0,35%
2.3.2.2               Kacang-kacangan (Leguminosae)
Kacangan merupakan jenis hijauan lain yang digunakan untuk pakan ternak dari famili Leguminoceae. Legum (kacangan) memiliki kandungan protein yang lebih tinggi daripada Gramineae. Kandungan protein kacangan (Leguminoceae) lebih dari 20%, sedangkan rumput kurang dari 10%. Selain kandungan protein yang tinggi, Leguminoceae mengandung mineral seperti kalsium, fosfor, magnesium, tembaga dan kobal (Sudarmono dan Sugeng, 2008). Penggunaan hijauan leguminosa pohon sebagai sumber protein ransum mempunyai  beberapa keuntungan antara lain: 1) dapat menyediakan protein yang cukup tinggi, murah, mudah didapat dan pasokan terjamin sepanjang tahun, 2) mengandung sejumlah  tannin sehingga dapat mencegah kembung dan melindungi degradasi protein yang berlebihan oleh mikroba rumen, 3) adaptasinya baik pada berbagai jenis lahan, 4) kegunaannya banyak. (Manurung,1996)
Menurut Rukmana 2005, tanaman kacang-kacangan leguminosa yang diberikan  pada ternak di kelompokkan menjadi 3:
1.      Tumbuh menjalar, biasanya digunakan sebagai penutup tanah di perkebunanan.  Misalnya : Sentro, kalopo, dan kudzu.
§  Sentro
Gambar 3. Tanaman Sentro
Sumber:
Sentro (Centrosema pubescens) merupakan hijauan makanan ternak yang sangat cocok dikembangkan di daerah tropik. Sentro memiliki bentuk bunga seperti kupu-kupu dan khas dengan warna ungu terang, bertipe kacang ercis dan kapri. Polong berwarna coklat gelap, panjang 12 cm, sempit dengan ujung tajam terdiri dari 20 biji. Sentro termasuk tanaman legum yang mudah berbunga, berbiji serta dapat dipakai sebagai tanaman campuran dengan semua jenis rumput maupun sebagai tanaman sisipan. Tanaman sentro sangat baik diberikan pada ternak karena mengandung mineral dan protein yang tinggi. Komposisi yang terkandung dalam sentro, yaitu pada umur 6 minggu adalah 19,5% bahan kering 23,6% protein kasar 31,8% serat kasar 8,2%, abu 3,6%, lemak 1,7%, kalsium dan 0,41% fosfat.
§  Tanaman Kalopo
Gambar 4. Tanaman kalopo
Sumber:
Tanaman kalopo (Calopogonium mucunoides) merupakan tumbuh menjalar dan bisa memanjang sampai 30-50 cm, dan biasanya ditanam dengan biji dengan kebutuhan 6-9 Kg/ha. Ciri dari tanaman kalopo adalah batang dan daun yang muda ditutupi oleh bulu halus berwarna coklat keemasan, bentuk daun bulat dan berkelompok 3 dalam satu tangkai dan bunga kecil berwarna ungu. Kalopo biasa dikembangbiakkan dengan dengan biji dan mampu tumbuh baik pada tanah sedang sampai berat pada ketinggian 200 – 1000 m diatas permukan laut dan membutuhkan curah hujan tahunan sebesar 1270 mm. Komposisi kalopo terdiri atas abu 8,5%, ekstrak eter 2,0%, serat kasar 32,1%, BETN 2,3%, protein kasar 16,0%, dan TDN 60,4%.
§  Tanaman Kudzu
Gambar 5. Tanaman Kudzu
Sumber :
Tanaman kudzu dalam bahasa ilmiahnya disebut pueraria phaseoloides merupakan tumbuhan menjalar dan memanjat tiap buku dapat bercabang banyak, membentuk hamparan dengan ketinggian 60-75 cm, daun majemuk, daun muda ditutupi bulu berwarna coklat.
Tanaman kudzu cocok ditanam di daerah yang mempunyai ketinggian antara 0-1.000 m diatas permukaan laut dengan curah hujan tahunan 1.200-1.500 mm. Komposisi zat gizi dalam tanaman kudzu terdiri atas abu 8,7%, EE 2,5%, SK 31,3%, BETN 38,2% dan TDN 61,7%.
2.      Tumbuh tegak berupa pohon biasanya ditanam di tegalan atau pinggir kebun. Misalnya lamtoro, gamal, kaliandra, dan sebagainya





§  Lamtoro
Gambar 6.Tanaman Lamtoro
Sumber : Khasiat.co.id



Lamtoro merupakan tanaman leguminosa pohon yang punya potensi besar untuk dikembangkan sebagai penghasil hijauan makanan ternak sepanjang tahun.Tanaman ini dapat menghasilkan 70 ton hijauan segar atau sekitar 20 ton bahan kering/Ha/tahun. Komposisi kimia zat makanannya dalam bahan kering terdiri atas 25,90 % protein kasar, 20,40 % serat kasar dan 11 % abu (2,30 % Ca dan 0,23 % P), karotin 530.00 mg/kg dan tannin 10,15 mg/kg (NAS, 1984). Lamtoro dapat digunakan sebagai sumber nitrogen fermentable di dalam rumen dan untuk mensuplai protein by-pass pada usus halus.
Penggunaan lamtoro dalam bentuk segar sebagai suplemen pada hijauan yang berkualitas rendah pada kambing menunjukkan bahwa kira-kira 65% dari protein lamtoro didegradasi dalam rumen, sementara diduga bahwa hanya 40% protein lamtoro yang didegradasi dalam rumen jika lamtoro kering digunakan sebagai suplemen pada makanan domba sama dengan ransum basal (Bamualim, 1985).

§  Gamal (Glicidia sepium)
Gambar 7.Tanaman Gamal
Sumber : manfaat.co.id



Komposisi kimiawi gamal mengandung protein 19-25%, mengandung racun kumarin yang tinggi, saponin dan asam fenolat dalam jumlah kecil. Gamal dapat digunakan sebagai pengganti sebagian rumput, pemberian pada sapi maksimal sampai 40%, sedangkan pada domba sampai dengan 75%. Untuk menurunkan kandungan kumarin maka sebelum diberikan pada ternak sebaiknya dilayukan atau dijemur lebih dahulu selama beberapa jam atau semalaman. Sebaiknya gamal diberikan bersama-sama dengan pemberian rumput
§  Kaliandra (Calliandra calothyrsus)
Gambar 8. Tanaman Kalindra
                 Sumber: jitunews.com

Komposisi kimiawi kaliandra mengandung protein berkisar 20%, terdapat tanin 8-11%, saponin, flavonoid dan glikosida dalam jumlah kecil yang tidak membehayakan ternak. Kaliandra dapat digunakan sebagai pengganti sebagian rumput yang diberikan. Pada sapi dapat menggantikan rumput maksimal 50%, sedangkan untuk domba sampai dengan 30%. Pemberian pada ternak sebaiknya dalam bentuk segar karena proses pengeringan akan menurunkan konsumsi dan kecernaanya, selain itu kandungan tanin dalam kaliandra segar kurang berbahaya untuk ternak. Kaliandra dapat diberikan saat sebelum atau sesudah pemberian pakan tambahan.
Tabel.2 Kebutuhan ternak terhadap hijauan kalindra
No
Satatus Ternak
Rumput (%)
Hijauan Kaliandra (%)
1
Sedang Tumbuh
60
40
2
Betina Dewasa
75
25
3
Betina Bunting
60
40
4
Betina Menyesui
50
50
5
Penjantan pemacek
75
25

3.      Hasil sisa tanaman pangan, merupakan hasil ikutan dari pertanian, Misalnya: kacang merah, kacang kedelai, kacang hijau.
 
Gambar 9.Kacang hijau, kacang kedelai, kacang merah
ü  Kacang Hijau
Komposisi kimia pada kacang hijau sangat beragam, tergantung kepada varietas, faktor genetik, iklim maupun lingkungan. Didalam biji kacang hijau mengandung lebih dari 55% karbohidrat yang terdiri dari pati, gula, dan serat.
ü  Kacang Merah
Kacang merah merupakan suatu pakan yang mengandung serat yang cukup tinggi
ü  Kacang Kedelai
Kedelai memiliki kadar protein yang tinggi, yaitu rata-rata 35%. Protein kedelai memiliki susunan asam amino yang lengkap, serta daya cerna yang sangat baik. Selain sebagai sumber protein dan lemak kedelai juga dilengkapi dengan sejumlah vitamin (terutama vitamin A, B Kompleks, dan E), serta kaya akan mineral (kalsium, fosfor, dan zat besi). Kedelai juga merupakan kandungan serat
Tabel.3 Komposisi kacang merah, kacang kedelai dan kacang hijau
Zat gizi
Kacang
hijau
Kacang
merah
Kacang
kedelai
Energi (kkal)
345
346
331
Protein (g)
2.9
22.3
34.9
Lemak (g)
0.2
1,5
18.1
Karbohidrat (g)
4.1
61.2
34.8
Kalsium (mg)
29
260
227
Fosfor (mg)
69
410
585
Besi (mg)
0.8
5.8
8.0
Vitamin A (SI)
10
30
11.0
Vitamin B1 (mg)
0.07
0.5
1.07
Vitamin C (mg)
15
1.2
0
Sumber: Direktorat Gizi, Depkes (1992)
        Ternak dapat memproleh protein dari rumput akan tetapi umumnya tidak cukup untuk pertumbuhannya. Leguminosa dapat menyediakan tambahan protein karena kandungan protein dalam daunnya jauh lebih tinggi daripada rumput. Daun legum juga menyediakan mineral-mineral essensial dan vitamin bagi pertumbuhan ternak.
2.3.2.3           Sisa hasil pertanian
Limbah pertanian yang berupa sisa-sisa hasil pertanian yang tidak dapat dijual dapat dimanfaatkan untuk dijadikan pakan ternak. Beberapa contoh limbah pertanian yang dapat dimanfaatkan untuk hijauan pakan ternak adalah damen padi, bongkol dan klobot jagung, batang pisang, batang dan daun jagung, kulit buah coklat/kakao dan beberapa limbah lainnya. Kelebihan jenis pakan limbah pertanian ada pada segi nilai tambah yang dihasilkan dari pemanfaatan limbah pertaninan ini. Dengan menggunakan limbah pertanian sebagai hijauan pakan ternak, maka sisa hasil pertanian dapat memberikan penghasilan tambahan atau minimal tidak mengotori lingkungan sekitar. Kelemahan jenis pakan ini ada pada tingkat kesulitan untuk mendapatkan jenis pakan ini. Jenis pakan ini biasanya hanya dapat ditemui disaat sedang musim panen saja.
1. Jerami Jagung
Gambar 10. Jerami jagung
Sumber: http://agensoc.blogspot.co.id
Jerami jagung adalah limbah dari kebun jagung setelah dipanen buah jagungnya. Ditinjau dari segi nilai gizinya jerami jagung lebih rendah dibandingkan dengan jerami kacang-kacangan, tetapi lebih baik dibandingkan dengan nilai gizi jerami padi. Selain itu jerami jagung lebih disukai ternak. Limbah tanaman jagung juga dapat dimanfaatkan untuk pakan, tetapi hanya untuk ternak rumanansia karena tingginya kandungan serat. (Tangendjaja, B dan E. Wina.2006). Kandungan jerami jagung: protein 7,7 %, kalsium 1,1 %, dan phospor 0,4 %.





2.   Jerami kacang-kacangan
Gambar 11. Jerami kacang-kacangan
Sumber: http://dakwah.blogdetik.com
         Ada beberapa jenis jerami kacang-kacangan yaitu; jerami kedelai, jerami kacang tanah, dan jerami kacang hijau, jerami ini mengandung serat kasar lebih rendah dibanding jerami padi, dan mengandung protein lebih tinggi. Di samping itu jerami kacang-kacangan rasanya lebih enak, sehingga disukai ternak dan secara alami pengaruhnya lebih baik terhadap pertumbuhan ternak dibanding jerami padi.
Kandungan gizi jerami kacang tanah antara lain; protein 14,7 %, kalsium 1,5 %, dan phospor 8,20 %. Kandungan gizi jerami kedelai; protein 16,6 %, kalsium 1,2 %, dan phospor 0,20 %
3.   Jerami Padi
Gambar 12. Jerami padi
Sumber: pixabay.com
Salah satu limbah pertanian yang cukup banyak dan mudah didapat adalah jerami padi, sekam, dan dedak padi. Penggunaanya sangat beranekaragam antara lain; untuk pakan, bahan industri kertas, dan pupuk. Hasil sampingan pengolahan padi yang lain yaitu sekam padi dapat dipergunakan sebagai bahan bakar untuk mamasak atau membakar batu bata, genteng atau tembikar.
Selain itu bisa digunakan sebagai media tanam atau dibuat tungku, yang beermanfaat untuk bahan bakar yang murah dan tersedia dalam jumlah banyak. Bahkan sekam padi yang dibakar sisanya berupa abu gosok untuk pembersih alat rumah tangga.
Jerami padi mengandung serat kasar yang tinggi yaitu sekitar 40-50 %, untuk memberi pengaruh yang baik terhadap pertumbuhan ternak jerami tersebut perlu dilakukan pengawetan dengan Urea yang bertujuan untuk meningkatkan kadar gizi jerami. Kandungan nilai gizi jerami yang penting antara lain: protein 4,10 % dan lemak 1,60 %.

  












BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
3.1.1        Hijauan merupakan sumber bahan pakan ternak yang utama dan sangat besar peranannnya bagi ternak ruminansia (sapi, kerbau, kambing dan domba) baik untuk hidup pokok seperti tumbuh dan berkembang, pertumbuhan produksi (daging, susu) maupun untuk reproduksi.
3.1.2        Manfaat hijauan sebagai ternak adalah sebagai sumber energi, sumber protein dan sumber vitamin serta mineral
3.1.3        Hijauan berdasarakan cara pengolahan dapat dibedakan menjadi hijauan segar, jerami dan hijauan kering,silase, dan konsentrat. Berdasarkan sumber hijauan dapat dibedakan menjadi rumput, kacang-kacangan dan limbah hasil pertanian
3.2  Saran-saran
Diharapkan sebagai seorang mahasiswa kedokteran hewan, mampu memahami hijauan pakan yang dapat digunakan untuk kepentingan gizi ternak bersangkutan, sehingga memungkin terciptanya produksi dengan kuantital dan kualitas yang baik.












DAFTAR PUSTAKA
Anggraeny, Y.N. U. Umiyasih, and D. Pamungkas.2005.Pengaruh Suplementasi Multi Nutrien terhadap Performans sapi potong yang memperoleh pakan basal jerami jagung. Pros. Sem. Nas. Teknologi Peternakan dan Veteriner.p. 147 - 152

Rukmana,R.2005.Rumput Unggul Hijauan Makanan Ternak. Kanisius. Yogyakarta

Sudarmono, A.S., dan Sugeng, Y.B.2008. Sapi Potong + Pemeliharaan, Perbaikan Produksi, Prospek Bisnis, Analisis Penggemukan. Jakarta: Penebar Swadaya

Trisnadewi, A. A. A. S, I G. L. O. Cakra, I M. Mudita, I W. Wirawan, E. Puspani, dan I K. M. Budiasa.2017.Aplikasi Formulasi ransum dengan menggunakan hijauan Leguminosa sebagai Pakan Dasar Penyusun Ransum Sapi di Desa Jungutan Kabupaten Karangasem. Jurnal Pengembangan Peternakan Lahan Kering. Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. 1992. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Bhartara Karya Aksara, Jakarta.

Manurung, T. 1996. Penggunaan Hijauan leguminosa pohon sebagai sumber protein sebagai sumber protein ransum sapi potong. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner.

Tangendjaja, B dan E. Wina.2006. Limbah Tanaman dan Produk Sampingan Industri Jagung untuk Pakan. Balai Penelitian Ternak. Bogor.

Anonymous.2016. Penanaman Hijauan Makanan Ternak secara Vegetatif dan Generatif. http://tabloidsinartani.com/content/read/penanaman-hijauan-makanan-ternak-secara-vegetatif-dan-generatif/ (diakses : 21 September 2017)

Krishaditersanto.2013.Menanam Hijauan Pakan Ternak (HTP). https://ripk78.blogspot.co.id/2013/04/menanam-hijauan-pakan-ternak-hpt.html (diakses: 21 September 2017)
Wahiduddin,M.2008.Ilmu Pakan Ternak (Bag.1)(https://wah1d.wordpress.com/2008/09/23/ilmu-pakan-ternak/)
Anonim.2015. Jenis Hijauan pakan ternak dari hasil. URL:
http://www.agrobisnisinfo.com/2015/10/jenis-hijauan-pakan-ternak-dari-hasil.html

Nursetiawatirahayu.2011.Kacang-kacangan.URL:

Anonimous.Sejarah Singkat.https://currikicdn.s3-us-west-2.amazonaws.com