Sabtu, 25 Maret 2017

anatomi vet.I muskulus thorax dan abdomen

ANATOMI VETERINER I
MUSCULUS THORAKS dan ABDOMEN
OLEH:
KELAS A, KELOMPOK 6
Ach. Moh. Abd. Muhsi         (1609511097)
Ade Hary Wiweka                (1609514084)
I Gusti Ngurah Gede A.K.   (1609511098)
Dharma Audia S.                  (1609511099)
Melinda Bellantari                (1609511100)
Maria Natalia Nini K.           (1609511101)
I Komang Ariwindhu S.       (1609511102)
Faccettarial Cylon M.M.      (1609511103)
I Dewa Agung Irma A.         (1609511104)
Ni Kadek Chris Nariasih      (1609511105)
Putu Kreshna Medha           (1609511106)
Ade Hary Wiweka                (1609514084)




LABORATORIUM ANATOMI VETERINER
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNUD
DENPASAR
2016

Kata Pengantar
         Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah yang berjudul "Musculus Thoraks dan Abdomen". Selama pembuatan makalah pun kami juga mendapat banyak dukungan dan juga bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu kami haturkan banyak terima kasih kepada Dr. drh. I Ketut Suatha, M.Si , Dr. drh. I Nengah Wandia, M.Si , dan Dr.drh. Ni Nyoman Werdi Susari, M.Si selaku dosen pembimbing mata kuliah Anatomi Veteriner I.
         Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari para pembaca yang budiman sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini kedepannya. Terimakasih
Denpasar, Desember 2016


  


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1       Latar Belakang       
            Secara etimologi, anatomi berarti membedah/memotong bagian dari tubuh. Anatomi berasal dari bahasa latin: “anatomia” yang berarti pembedahan. Dari Yunani/Greek: “anatome”, dari “anatemnein” yang berarti membedah, akar kata “ana” berarti memisahkan dan “temnein” yang berarti memotong.
            Metode pembelajaran utama di bidang anatomi yaitu secara sistematik (anatomi sistematika), secara topografi (anatomi topografi/anatomi regional), dan terapan (anatomi terapan/applied anatomy). Anatomi sistematika akan mempelajari bahwa tubuh tersusun atas system organ atau apparatus yang memiliki asal dan struktur yang serupa dan saling berkaitan dalam melaksanakan suatu fungsi tertentu. Anatomi sistematika meliputi :
1.         Osteologi(deskripsi rangka (tulang dan kartilago))
2.         Sindesmologi(deskripsi persendian)
3.         Miologi(deskripsi otot)
4.         Splanchnology(deskripsi organ viscera meliputi organ digestus, respirasi,         urogenital, peritoneum, dan kelenjar)
5.         Angiologi(deskripsi organ sirkulasi meliputi jantung, arteri, vena, system life, dan limpa)
6.         Neurologi(deskripsi system saraf)
7.         Organ sensoris(menghubungkan individu dengan lingkungan)
8.         Common integument/kulit.
            Dari cabang ilmu anatomi sistematika tersebut kelompok kami akan menjelaskan tentang myologi khususnya pada otot daerah thoraks dan abdomen.
            Kata Myologi berasal dari asal kata “myo” yang berarti otot dan “logos” yang berarti ilmu. Jadi myologi adalah bagian ilmu dari anatomi yang membahas susunan otot. Menurut morfologi, otot digolongkan menjadi otot polos, otot jantung, dan otot lurik/otot rangka. Sedangkan menurut fungsinya, otot dikelompokkan menjadi otot tak sadar (yang kerjanya diluar kontrol keinginan kita) yaitu otot polos dan otot jantung dan otot sadar (yang kerjanya dibawah kontrol keinginan), yaitu otot skeleton. Adapun fungsi dari otot yaitu sebagai alat gerak aktif, sebagai alat pemelihara keseimbangan, pembentuk dinding rongga tubuh. Pentingnya fungsi dari otot tersebut, maka kelompok kami akan menjelaskan tentang otot khususnya otot daerah thorax dan abdomen.
1.2       Tujuan
            Adapun tujuan dari mempelajari otot daerah thorax dan abdomen yaitu :
1.         Mengetahui otot penyusun bagian thorax dan abdomen
2.         Mengetahui struktur bagian thorax dan abdomen
3.         Mengetahui fungsi masing-masing otot thorax dan abdomen
1.3       Manfaat
Manfaat yang ingin dicapai dari mempelajari otot daerah thorax dan abdomen :
1.         Menambah pengetahuan
2.         Mahasiswa menjadi tahu strukstur penyusun otot daerah thorax dan abdomen
3.         Mahasiswa mengerti fungsi dari masing-masing oto penyusun thorax dan        abdomen.


BAB 2
MATERI DAN METODE
2.1       Materi
            Materi yang digunakan dalam penulisan paper ini adalah :
1.      Kadaver anjing
2.      Pinset
3.      Skapel
4.      Beberapa literature yang berkaitan dengan materi paper (atlas anatomi veteriner dan bahan bacaan yang menunjang).
            Anjing (cadaver) digunakan secara langsung untuk mengamati musculus  thoraks dan abdomen. Beberapa literatur juga digunakan untuk menunjang pengamatan cadaver seperti atlas anatomi veteriner dan bahan bacaan agar kita dapat lebih memahami tentang Musculus Thoraks dan Abdomen.
2.2       Metode
            Metode penulisan yang digunakan adalah metode pengamatan preparat secara langsung dan metode kepustakaan. Melalui pengamatan preparat kadaver anjing yang ada di laboratorium anatomi veteriner Universitas Udayana kami dapat mengidentifikasi bagian-bagian dari musculus thoraks dan abdomen.
            Pengamatan terhadap kadaver anjing dilaksanakan mulai bulan November hingga Desember pada saat praktikum anatomi veteriner 1 di Laboratorium Anatomi Universitas Udayana. Setelah preparat diidentifikasi kemudian dianalisis dan diberi keterangan. Setelah itu kami sebagai penulis melakukan studi literature untuk menambahkan materi dan informasi  yang kurang pada pengamatan preparat.


=

BAB 3
HASIL dan PEMBAHASAN
3.1       Pembahasan
Gambar 1. Musculus Thoraks dan Abdomen tampak Lateral


            3.1.1    M. Cutaneus Trunci
                        Otot ini merupakan otot yang terluas di tubuh, menutupi dinding lateral dan ventral daerah dada dan perut. Ke anterior, otot ini dilanjutkan sebagai M. Cutaneus Omobrachialis. Otot ini berfungsi untuk menggerakkan kulit dinding perut dan pinggang.
            3.1.2    M. Latissimus Dorsi                                                   
            Otot lebar, berbentuk segitiga dan menutupi dinding laterodorsal thorax. Serabut otot ini di cranial menutupi Angulus Caudalis dari Os. Scapula. Origo pada pemamah biak disebut Fascia Lumbodorsalis dan Costale 9 – 12, sedangkan pada kuda disebut Fascia Lumbodorsalis, dan pada insertio adalah Tuberositas Teres Major. Adapun fungsi dari M. Latissimus Dorsi yaitu :
Ø  Retractor kaki muka bila tubuh sebagai titik tetap
Ø  Protractor tubuh bila kaki muka sebagai titik tetap
Ø  Fikstor scapula
Gambar 2. M. Cutaneus Trunci dan M.Latissimus Dorsi tampak lateral


            3.1.3    M. Serratus Ventralis Cervicis
Origo       : pemamah biak : proc. Transverses C 3 – 7
Kuda        : proc. Transverses C 4 – 7
Insertio    : facies serrata bagian anterior
Fungsi      : - Menarik basis scapula ke arah leher
                 - Mengangkat leher/membengkokkan leher ke lateral
            3.1.3    M. Serratus Ventralis Thoracis
Origo               : pememah biak dari os Costale 1 – 7/8
Kuda               : Facies Lateralis dari os Costale 1 – 8/9
Insertio            : Facies Serrata bagian posterior
Fungsi             : - menarik basis os scapula ke caudal
                          - Sebagai otot inspirasi dalam keadaan memaksa
Gambar 3. M. Serratus Cranialis Cervicis & Thoracis

            3.1.4    M. Serratus Dorsalis Cranialis
Otot ini adalah otot tipis berbentuk quadrilateral dan terletak di profundal M. Rhomboideus Thoracis, M. Serratus Ventralis Thoracis dan M. Latissimus Dorsi. Arah serabut dari otot ini adalah caudoventral.
Origo   : Ligamentum Dorsoscapulare
Insertion          : kuda              : Facies Lateralis dari os Costale 5 - 11
                          Sapi               : Facies Lateralis dari os Ccostale 5/6 – 8/9
                          Kambing       : Facies Lateralis dari os Costale 4 – 6
            3.1.5    M. Serratus Dorsalis Caudalis
            Otot ini mempunyai arah serabut cranioventral dan bentuknya mirip dengan m. serratus dorsalis cranialis. Otot ini terletak di dorsal os costale terakhir. Fungsi dari musculus ini adalah ekspirasi.
Origo   : Fascia Thoracolumbar
Insertio            : Kuda                                     : Facies Lateralis dari os Costale 11 – 8
                          Pemamah biak           : Facies Lateralis dari os Costale 9 – 13
            3.1.6    M. Scalenus Dorsalis
            Otot ini tidak ditemukan pada domba.
Origo   : Processus Tranversus dari ossa Vertebre Cervicalis 4 – 6
Insersio            : -Sapi : os Costale 4
                          -Kambing : os Costale 2
Fungsi   : - Flexor leher ke ventral bila bekerja bilateral dan flexor leher ke lateral bila bekerja monolateral
- Inspirator jika leher menjadi titik tetap, terutama M. Scalenus Dorsalis
            3.1.7    M. Scalenus Ventralis
Origo               : Processus Transverses dari ossa Vertebrae Cervicales
Insertio            : os Costale 1
            3.1.8    M. Rectus Thoracis
            Otot ini merupakan otot yang tipis dan terletak di sebelah profundal m. pectoralis profundus, dengan arah serabut caudoventral dan berfungsi sebagai inspirator
Origo : di setengah ventral os Costale pertama (di ventral insertio m. Scalenus)
Insertio : Cartilago Costales ke 3–4 atau 5
            3.1.9    M. Pectoralis Profundus
            Otot ini juga dibagi menjadi dua bagian yaitu M. Subclavius dan M. Pectoralis Ascendens. Pada kuda, kedua otot ini tidak berkembang.
1.         M. Subclavius (pars praescapularis, anterior)
Origo : Cartilago Costae 1 – 4 dan sisi lateral sternum anterior
Insertio : Aponeurose yang menutup bagian dorsal M. Supraspinatus dan Fascia Scapularis
2.         M. Pectoralis Ascendens (pars humeralis, posterior)
Origo : Tunica Flava Abdominis, Cartilage Xiphoidea, Cartilago Costalis 4-9
Insertio : Tuberculum Majus et Minus dari os Humerus
        Pada pemamah biak, M. Pectoralis Ascendens ini lebih berkembang dibandingkan dengan M. Subclavius, kedua otot ini pembagiannya tidak begitu jelas. M. Pectoralis Ascendens ini pada pemamah biak dulu disebut juga sebagai M. Pectoralis Profundus pars Abdominalis.
Origo : Tunica Flava Abdominis, Costale 2 (sapi) dan Costale 3 (kambing)
Insertio : Tuberculum Majus et Minus dari os Humerus
Fungsi :
      -  Adductor dan retractor kaki muka                              
-       Protractor tubuh bila kaki muka sebagai titik tetap
-       Otot penggantung tubuh
            3.1.10  M. Pectoralis Superfisialis
Bersama-sama dengan M. Pectoralis Profundus, otot ini menghubungkan bagian ventral dinding dada dengan kaki muka dan merupakan bagian dari otot-otot penggantung tubuh bersama-sama dengan M. Serratus Ventralis. Otot ini dibagi menjadi 2 bagian :
a.          M. Pectoralis Descendens (Pars Clavicularis, Anterior)
        Otot ini tebal, pendek bulat dan mudah teraba sebagai suatu bungkul dan bagian ventro-anterior dada. Diantara kedua M. Pectoralis Descendens kanan dan kiri membentuk suatu lekukan yaitu legok dada tengah, sedangkan dengan m. brachiocephalicus, otot ini membentuk legok dada sisi.
Origo   : Cartilage Manuburii
Insertio : Tuberositas Deltoidea, Crista Humeri dari os Humerus
b.         M. Pectoralis Tranversus
        Otot ini merupakan otot yang lebar, membentang dari sisi ventral Os Sternum ke Facies Medialis daerah siku.
Origo   : Crista Sterni dan os Costale 1 – 6
Insertio : Fascia Antebrachii
Fungsi : sebagai adductor kaki muka dan otot penggantung tubuh
Gambar 4. M. Scalenus, M. Pectoralis

            3.1.11  M. Obliqus Abdominis Eksterna
Otot ini merupakan otot dinding perut yang paling superficial dan paling luas. Serabut otot ini mengarah caudoventral dan permukaannya tertutup tunica flava. Sebagian origo otot ini berbatasan dengan gigi-gigi dari insertio M. Serratus Ventralis Cervicis. M. Obliqus Abdominis Externa ini terdiri dari atas pars muscularis dan pars aponeurose.
Pars muscularis, bagian otot yang berupa otot dan terdapat di dinding lateral dada dan perut. Sedangkan Pars aponerose, merupakan bagian kea rah insertio. Bagian ini terbagi   dua :
a.         Daun urat perut, bagian yang bertemu di garis ventromedian pada linea           alba
b.          Daun urat panggul, terbagi menjadi dua lapis yaitu lamina femoris yang         menuju ke bagian medial paha dan lapisan yang melengkung ke dorsal,             kemudian bertaut ke tuber coxae, tendo prepubicus dan os ilium sebelah            lateral.
Origo   : facies lateralis dari lima os costale terakhir
                           Insertio : linea alba, tendo prepublicus, tuber coxae, os. ilium dan fascia femoris medialis
Fungsi : -Menahan viscera pada tempatnya dan menekan viscera untuk membantu defekasi, urinasi, melahirkan, batuk, dan expirasi yang berat
-Flexor punggung ke lateral bila bekerja monolateral
-Flexor punggung bila bekerja bilatera
            3.1.12  M. Obliqus Abdominis Eksterna
            Otot ini merupakan otot dinding perut lapis kedua dari superficial. Arah serabut otot ini adalah cranioventral.
Origo   : tuber coxae, fascia didekat ligamentum inguinalis
Insertio : cartilage costalis (fascies medialis), Linea alba dan tendo prepubicus
Fungsi :- Menahan viscera pada tempatnya
           -Menekan viscera untuk membantu defekasi, urinasi, melahirkan,     batuk, dan expirasi yang berat
           -Flexor punggung ke lateral bila bekerja monolateral
           -Flexor  punggung bila bekerja bilateral
            3.1.13 M. Transversus Abdominis
            Arah serabut dari otot ini adalah tranversal dan tegak lurus terhadap serabut M. Rectus Abdominis. Otot ini terletak disebelah profundal dari M. Rectus Abdominis, merupakan ketiga dinding perut dari superficial dan aponeurose-nya  menjadi kelupak rectus sebelah dalam. Permukaan profundal otot ini dilapisi oleh fascia tranversalis.
Origo : fascia profunda di daerah lumbal ( pertautan tidak langsung ke processus tranversus dari os vertebrae lumbales 1 – 5, facies medial dari os costale asternalis
Insertio : linea alba
Fungsi : menekan os costale dan secara tidak langsung menekan viscera
            3.1.14  M. Intercostalis Externa
            Otot ini mengisi ruang antara ossa costales (spatium intercostale), dengan arah serabut caudoventral.
Origo   : margo caudalis dari ossa costales
                           Insertio   : margo anterior dan facies lateralis dari ossa costales yang berada di sebelah caudo origonya.
                  Fungsi : inspirator dengan menarik seluruh bagian ossa costales ke cranial.
            3.1.15  M. Intercostalis Interna
            Otot ini terletak di profundal dari m. intercostales externi yang mempunyai arah serabut cranioventral.
Origo               : margo cranialis dari ossa costale
Insertio            : margo caudalis dari ossa costale disebelah cranial origonya
Fungsi             : expirator dengan menarik seluruh bagian ossa costales ke caudal
Gambar 5. M. Intercostalis

            3.1.16  M. Resctus Abdominis
M. Rectus Abdominis ini mempunyai arah serabut longitudinal. Otot ini disilang oleh berkas-berkas serabut urat tranversal yang disebut intersections tendineae. Serabut urat ini berfungsi untuk memperkuat otot dan mengikat serabut-serabutnya agar tetap kompak dan tidak mudah tercerai-berai. Intersections tendineae ini pada kuda berjumlah 9 – 11 baris, domba/kambing 7 baris dan sapi 5 baris. Pada sapi di dekat intersections tendineae kedua terdapat suatu foramen untuk masuknya vena epigastrica cranialis superficialis(vena subcutanea abdominis) Intersectines tendineae ini bersatu dengan kelupak luar dari m. rectus abdominis.
Origo   : cartilago costales 4 – 9, cartilago xiphoidea
Insertio : tendo prepubicus
Fungsi : membantu M. Obliqus Abdominis Externus, terutama untuk flexor punggung
            3.1.18  M. Longissimus Thoracis et Lumborum
            M. Longisimus Thoracis ini merupakan bagian dari M. Longissimus yang terbentang dari caudal os Occipitale sampai ke os Sacrum dan os Illium. Mm. Longissimi ini dinamakan berdasarkan letaknya :
a. M. Longissimus Capitis et Atlantis
b. M Longissimus Cervicis, pada kuda otot ini terletak di dorsal leher
c. M. Longissimus Lumborum, terletak di daerah dorsal daerah lumbal
            Otot ini mengisi daerah antara processus spinosus (medial) dan processus transverses dan extremitas vertebralis dari os costale (lateral). Otot ini mempunyai  arah serabut cranioventral, berjalan dari processus spinosus ke processus tranversus dan os costale.
Origo   : - tuber coxae, tuber sacrale dan cristailiaca dari os ilium
            -processus spinosi dari os. sacrum 1 – 3
            -processus spinosi dari ossa vertebrae lumbales
            -processus spinosi dari ossa vertebrae thoracicae 14 – 18 (kuda) dan           13 (sapi)
insertio : - processus transversus dan processus articularis dari ossa vertebrae           lumbales
            -processus tranversus, dari ossa vertebrae thoracicae
            -facies lateralis dari ossa costales
Fungsi : - extensor punggung dan pinggang bila bekerja bilateral
            -flexor punggung ke lateral bila bekerja monolateral
            -membantu otot pernafasan sebagai ekspirator
            3.1.19  M. Spinalis et Semispinalis Thoracis
            Serabut otot ini mengarah ke craniodorsal, sebagian serabut lainnya juga berjalan sagital. Otot ini terdiri atas :
a.      M. Spinalis, terdiri dari bagian thoracis dan cervicis dengan serabut yang berjalan dari Processus Spinosus ke processus Spinosus Spinosus dari ossa vertebrae thoracicae et cervicis
b.      M. Semispinalis, terdiri atas bagian thoracis, cervicis, dan capitis. Otot ini berjalan dari processus tranversus ke processus spinosus dari ossa vertebrae thoracicae et cervicis
Fungsi : - extensor punggung bila bekerja bilateral
            - Flexor punggung ke lateral bila bekerja mono lateral
Gambar 6. M. Longisimus Thoracis & M. Spinalis et Semispinalis

            3.1.20  M. Illiocostalis                                                                                     
            Pada hewan piara selain otot ini, juga terdapat dua otot lain sebagai kelanjutannya ke cranial dan caudal yaitu M. Iliocostalis Cervicis dan M. Iliocostalis Lumborum. Otot ini terdiri berkas-berkas panjang yang melewati 3 – 4 os costale dengan arah serabut cranioventral. Pada pemamah biak, otot ini ini ke caudal dilanjutkan menjadi M.Iliocostalis Lumborum, sedangkan ke cranial menjadi M. Iliocostalis Cervicis. Kedua M.Iliocostalis Thoracis dan M. Iliocostalis dinamakan juga sebagai M. Longissimus Costarum.
            3.1.21  M. Diafragma
            M. Diafragma merupakan otot lebar dan tunggal yang memisahkan cavum thoracis (ruang dada) dan cavum abdominis (ruang perut). Otot ini terdiri atas :
a.          Pars muscularis, terletak di sisi dan dapat dibagi lagi berdasarkan pertautannya :
1.      Pars costalis, yaitu bagian yang bertaut ke cartilago costalis ke 8, 9 dan 10. Di caudal os costale ke 10. Otot ini melekat os costale, semakin ke caudal, pars cosralis ini semakin jauh dari extremitas sternalis dari os costale.
2.      Pars sternalis, bagian ini bertaut di cartilago xiphoidea
3.      Pars lumbalis, crus dextrum bagian ini bertaut pada ossa vertebrae lumbales 1 – 4/5, sedangkan crus sinistrum bertaut di ossa vertebrae lumbales 1 – 2.  
b.         Centrum tendineum merupakan serabut-serabut urat berbentuk seperti kipas ditengah diafragma.
        Diafragma mempunyai dua permukaan yaitu facies thoracis yang berbentuk sangat cekung (konveks) dan tertutup selaput pleura. Sedangkan facies abdominis berbentuk cembung  (konkaf) dan dilapisi oleh peritoneum. Diafragma ditembus oleh tiga foramina, yaitu :
1.         Hiatus aorticus untuk lewatnya aorta, vena azygos dan cysterna chili
2.         Hiatus esophagus, merupakan tempat lewatnya esophagus dan nervus vagus
3.         Foramen venae cavae, lubang untuk tempat lewatnya vena cava caudalis
Fungsi : inspiratos yang utama, jika pars muscularis berkontraksi, maka diafragma yang cranial konveks menjadi datar, dengan demikian cavum thoracis menjadi meluas.




DAFTAR PUSTAKA

Dewa Nyoman Alit Purnata et all, 2014. hartinasamo.blogspot.co.id diakses pada Desember

1 komentar: